Most Popular
This Week
Donggo
Secara historis orang bima atau dou mbojo dibagi dalam 2 (dua) kelompok masyarakat: Asli dan Masyarakat Pendatang. Masyarakat donggo atau...
Tari Sere
Pada masa kejayaan kesultanan Bima, banyak sekali tarian dan kreasi seni yang diciptakan. Secara umum, tarian tradisional Bima dibagi d...
Suku Mbojo
Suku Bima merupakan suku yang mendiami Kabupaten Bima, Kota Bima, Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sukun ini telah ada sejak...
Sambori
Orang Sambori, adalah komunitas masyarakat yang termasuk bagian dari suku Bima, yang berdiam di desa Sambori kabupaten Bima provinsi Nusa...
Tari Wura Bongi Monca
Seni budaya tradisional Bima berkembang cukup pesat pada masa pemerintahan sultan Abdul Kahir Sirajuddin, sultan Bima ke-2 yang memerinta...
Popular Posts
Latest Stories
What is new?
Comments
What They says?
Latest News
Pemerintah Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat
Weha Nggahi
Setelah semua persiapan akad nikah dirampungkan dan calon pengantin wanita sudah dirias oleh Ina Ruka( Inang Pengasuh), penghulu/petugas pencatat nikah menghadirkan ayah bunda dari calon pengantin wanita ke Uma Ruka(Rumah Mahligai tempat merias pengantin). Calon pengantin wanita duduk bersimpuh di depan ayahandanya dan mengucapkan kata-kata penuh syahdu.
“Ama, Mboto-mboto kangampu, mada raho kasi ade labo bareka ita, kanika pu mada labo la Dahlan.“
(Ayahanda, saya datang bersumpuh dikakimu, ijinkan saya untuk menikah dengan Dahlan.)
Permintaan calon pengantin wanita itu kemudian dibalas oleh Sang Ayah.
“Iora Anae, nahu ma kanika nggomi labo la Dahlan.”
(Kalau begitu keinginanmu, akan aku nikahkan engkau dengan Dahlan)
Kemudian Calon Pengantin Wanita bersujud dan mencium tangan ayah dan bundanya. Di beberapa wilayah di Bima, prosesi ini kadang mengharukan. Tidak jarang orang-orang yang menyaksikan prosesi ini menitikan air mata keharuan. Weha Nggahi tentu bukan sekedar prosesi meminta ijin dan restu pada orang tua untuk menikah, tapi memiliki makna yang luas, bahwa pernikahan itu adalah perjalanan panjang penuh liku dan membutuhkan persiapan mental bagi yang melaluinya. Pernikahan itu adalah bahtera yang akan dijalani. Restu orang tua merupakan penuntun langkah bagi kedua pengantin dalam menjalani bahtera cinta dalam bingkai rumah tangga yang penuh dengan romantika kedepannya.
About Unknown
Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.
Popular Posts
-
DonggoSecara historis orang bima atau dou mbojo dibagi dalam 2 (dua) kelompok masyarakat: Asli dan Masyarakat Pendatang. Masyarakat donggo atau...
-
Tari SerePada masa kejayaan kesultanan Bima, banyak sekali tarian dan kreasi seni yang diciptakan. Secara umum, tarian tradisional Bima dibagi d...
-
Suku MbojoSuku Bima merupakan suku yang mendiami Kabupaten Bima, Kota Bima, Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sukun ini telah ada sejak...
-
SamboriOrang Sambori, adalah komunitas masyarakat yang termasuk bagian dari suku Bima, yang berdiam di desa Sambori kabupaten Bima provinsi Nusa...
-
Tari Wura Bongi MoncaSeni budaya tradisional Bima berkembang cukup pesat pada masa pemerintahan sultan Abdul Kahir Sirajuddin, sultan Bima ke-2 yang memerinta...
Tidak ada komentar: